23 January 2010
POLITEKNIK KK PERHEBAT PROGRAM "TAWAN BORNEO"..
KOTA KINABALU: Politeknik Kota Kinabalu akan memperhebatkan program "TAWAN BORNEO" bagi menarik kemasukan lebih ramai pelajar Sabah ke Institut itu, Kata Pengarahnya Mustafa Kamar Ujang.Katanya tumpuan program itu adalah untuk memberi penerangan tentang program pendidikan dan mempromosikan Politeknik tersebut di kalangan pelajar tingkatan lima (5) yg tinggal d kawasan pedalaman d Negeri ini.Mustafa Kamar berkata mereka mensasarkan sekurang-kurangnya 40% pelajar Sabah yg menduduki Peperiksaan SPM setiap tahun dapat mengikuti pelbagai kursus diploma dan Sijil yg d tawarkan oleh institut itu. "Pensyarah politeknik akan turun ke Kawasan pendalaman dan untuk memberikan penerangan kepada pelajar lepasan SPM untuk mengambil peluang melanjutkan pengajian di politeknik berkenaan"...
08 January 2010
TERHAMBAT PASOKAN SEMEN DAN LISTRIK PADAM, PROYEK MASJID RAYA TARAKAN TERANCAM MOLOR....
Jumat, 8 Januari 2010
TARAKAN "Semen saat ini sangat langka, bahkan menghilang, baik di distributor ataupun pengecer. Saya tidak tahu apa penyebabnya, yang jelas ini menghambat pembangunan mesjid," kata Jati, wakil kontraktor proyek pembangunan masjid raya tersebut.
Ia menyampaikan, beberapa pekan lalu, pihak kontraktor telah menyuplai semen yang didatangkan dari Tanjung Selor. Namun jumlahnya sangat terbatas.
"Dari 300 hingga 500 sak semen yang dibeli hingga hari ini tersisa 50 sak saja," sebutnya.
Jati mengatakan, jika stok semen habis dan kondisi di pasaran masih langka, mau tak mau pihaknya akan mengistirahatkan beberapa pekerja. "Kalau pekerja yang bertugas melakukan pengecatan, pengeringan kayu tetap bekerja. Mereka tak ada masalah dengan material bangunan. Tapi kalau pekerja semenisasi mau tak mau akan kami liburkan," jelasnya.
Walau demikian, Jati mengaku tetap akan mengupayakan pekerjaan tak ada yang terhenti. Sehingga harapannya pasokan semen akan tiba sebelum stok yang ada sekarang habis. Problem lainnya yang menyangkut kelangsungan pekerjaan pembangunan masjid raya adalah pemadaman listrik yang sering terjadi akhir-akhir ini. Kondisi ini menyebabkan sedikit terhambatnya pengerjaan perakitan besi. Solusinya, pihaknya telah mengusulkan agar disediakan genset.
"Daya genset untuk gedung ini sekitar 350 KVA atau sekitar 350.000 watt. Ini sudah diusulkan ke pemerintah kota (Pemkot), " terangnya.
Tak hanya itu, pihak kontraktor juga akan mengusulkan anggaran lanjutan terkait penataan taman lingkungan masjid raya. Jati juga menyampaikan, progress pembangunan masjid raya telah mencapai 60 persen. Diharapkan Juli nanti, keberadaan fasilitas yang bakal menjadi salah satu ikon Tarakan itu sudah dapat difungsikan. "Semoga kendala-kendala tadi bisa segera diatasi, sehingga penyelesaian proyek bisa sesuai rencana awal," harap Jati.(*/muz)
– Kelangkaan semen dan sering terjadinya pemadaman listrik tampaknya bakal membuat penyelesaian pembangunan Masjid Raya Tarakan di eks lapangan Idec AWI Kampung Empat molor dari jadwal yang ditentukan
TARAKAN "Semen saat ini sangat langka, bahkan menghilang, baik di distributor ataupun pengecer. Saya tidak tahu apa penyebabnya, yang jelas ini menghambat pembangunan mesjid," kata Jati, wakil kontraktor proyek pembangunan masjid raya tersebut.
Ia menyampaikan, beberapa pekan lalu, pihak kontraktor telah menyuplai semen yang didatangkan dari Tanjung Selor. Namun jumlahnya sangat terbatas.
"Dari 300 hingga 500 sak semen yang dibeli hingga hari ini tersisa 50 sak saja," sebutnya.
Jati mengatakan, jika stok semen habis dan kondisi di pasaran masih langka, mau tak mau pihaknya akan mengistirahatkan beberapa pekerja. "Kalau pekerja yang bertugas melakukan pengecatan, pengeringan kayu tetap bekerja. Mereka tak ada masalah dengan material bangunan. Tapi kalau pekerja semenisasi mau tak mau akan kami liburkan," jelasnya.
Walau demikian, Jati mengaku tetap akan mengupayakan pekerjaan tak ada yang terhenti. Sehingga harapannya pasokan semen akan tiba sebelum stok yang ada sekarang habis. Problem lainnya yang menyangkut kelangsungan pekerjaan pembangunan masjid raya adalah pemadaman listrik yang sering terjadi akhir-akhir ini. Kondisi ini menyebabkan sedikit terhambatnya pengerjaan perakitan besi. Solusinya, pihaknya telah mengusulkan agar disediakan genset.
"Daya genset untuk gedung ini sekitar 350 KVA atau sekitar 350.000 watt. Ini sudah diusulkan ke pemerintah kota (Pemkot), " terangnya.
Tak hanya itu, pihak kontraktor juga akan mengusulkan anggaran lanjutan terkait penataan taman lingkungan masjid raya. Jati juga menyampaikan, progress pembangunan masjid raya telah mencapai 60 persen. Diharapkan Juli nanti, keberadaan fasilitas yang bakal menjadi salah satu ikon Tarakan itu sudah dapat difungsikan. "Semoga kendala-kendala tadi bisa segera diatasi, sehingga penyelesaian proyek bisa sesuai rencana awal," harap Jati.(*/muz)
– Kelangkaan semen dan sering terjadinya pemadaman listrik tampaknya bakal membuat penyelesaian pembangunan Masjid Raya Tarakan di eks lapangan Idec AWI Kampung Empat molor dari jadwal yang ditentukan
24 October 2009
K-BORNEO AKAN DI LANCARKAN..
KOTA KINABALU:K-Borneo iaitu sebuah portal khas tentang Kepulauan Borneo akan dilancarkan tidak lama lagi melibatkan Negeri Sabah,Sarawak,Negara Brunei dan Negara Indonesia (Kalimantan). Ketua Menteri Sabah, Datuk Seri Musa Hj Aman berkata, Portal tersebut akan menyediakan informasi lengkap mengenai keunikan dan keistimewaan yang terdapat di Kepulauan Borneo ini. "Portal ini akan menyediakan ekses dan sebarang bentuk pertukaran maklumat tentang Borneo, selain membantu usaha penyelidikan atau kajian tentang Pulau ini". Beliau berkata demikian ketika berucap pada sidang Strategi Laut Biru 2009 di Sutera Harbour.
WARGA JUHU MINTA BANGUNKAN SEKOLAH TERDEKAT JARAK 10 JAM JALAN KAKI.
21hb Okt 2009
KOTABARU (Kalimantan selatan-Kalsel)- Dusun Juhu, merupakan bagian dari desa Muara Urie kecamatan Hampang di Pegunungan Meratus mengharapkan mendapatkan pelayanan pendidikan yang sama dengan daerah di kecamatan-kecamatan di Kabupaten Kotabaru.
Hal tersebut terungkap saat Warga Desa Muara Urie mengadakan musyawarah mengenai masalah pendidikan, utamanya untuk RT 02 Juhu yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Pertemuan dihadiri kepala desa beserta aparatnya, Ketua BPD, Ketua LPM, beserta masyarakat warga RT 02 Juhu, berlangsung di Balai Adat Juhu.
Kepala Desa Muara Urie Muhardi mengatakan, permintaan pendidikan dan keinginan anak-anak untuk bersekolah, keinginan tersebut akan disampaikannya kepada pemerintah daerah. Muhardi bangga warganya yang ingin maju dan merubah gaya hidup seperti orang perkotaan di mana bisa bersekolah.
Di perkampungan Juhu, terdapat 40 anak usia sekolah. Hanya saja sampai sekarang ini mereka tidak bisa bersekolah dan belum mendapatkan pendidikan, karena di Juhu masih belum ada sekolah.
“Saya mengharapkan pemerintah Kabupaten Kotabaru, khususnya Dinas Pendidikan bisa membantu mengusulkan pembangunan sekolah dasar di wilayah Juhu, mengingat SDM warganya sangat ketinggalan,” ujarnya mengharapkan.
Buhansyah, Kepala Desa Hampang yang turut serta ke Juhu menambahkan, di wilayah Juhu memang banyak terdapat anak yang sudah berusia sekolah, namun sampai sekarang pendidikan di daerah ini belum terjangkau pendidikan. Karena SDN Muara Urie yang terdapat di wilayah RT 01 Haulan, berjarak sangat jauh dari Juhu.
Sesuai dengan 5 pilar Pemkab Kotabaru, utamanya peningkatan SDM, daerah Juhu perlu ditinjau dan dibangun fasilitas sekolah, baik negeri maupun swasta. Sementara untuk anak-anak usia sekolah di Juhu sekarang ini sudah sangat mengharapkan adanya sekolah di sekitarnya, agar dapat mengecap pendidikan sama seperti daerah lain.
Hamdan, salah satu orang tua anak menyatakan permohonannya kepada pemerintah, supaya di kampung Juhu bisa dibangun sebuah sekolah. Menurut Hamdan, pada dasarnya siap saja menyekolahkan anaknya. Tapi saat ini sekolah terdekat di Haulan, yang berjarak 10 jam jalan kaki. Ada beberapa anak yang sekolah di Haulan, tapi banyak yang tidak betah dengan alasan jauh dari orang tua.
KOTABARU (Kalimantan selatan-Kalsel)- Dusun Juhu, merupakan bagian dari desa Muara Urie kecamatan Hampang di Pegunungan Meratus mengharapkan mendapatkan pelayanan pendidikan yang sama dengan daerah di kecamatan-kecamatan di Kabupaten Kotabaru.
Hal tersebut terungkap saat Warga Desa Muara Urie mengadakan musyawarah mengenai masalah pendidikan, utamanya untuk RT 02 Juhu yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Pertemuan dihadiri kepala desa beserta aparatnya, Ketua BPD, Ketua LPM, beserta masyarakat warga RT 02 Juhu, berlangsung di Balai Adat Juhu.
Kepala Desa Muara Urie Muhardi mengatakan, permintaan pendidikan dan keinginan anak-anak untuk bersekolah, keinginan tersebut akan disampaikannya kepada pemerintah daerah. Muhardi bangga warganya yang ingin maju dan merubah gaya hidup seperti orang perkotaan di mana bisa bersekolah.
Di perkampungan Juhu, terdapat 40 anak usia sekolah. Hanya saja sampai sekarang ini mereka tidak bisa bersekolah dan belum mendapatkan pendidikan, karena di Juhu masih belum ada sekolah.
“Saya mengharapkan pemerintah Kabupaten Kotabaru, khususnya Dinas Pendidikan bisa membantu mengusulkan pembangunan sekolah dasar di wilayah Juhu, mengingat SDM warganya sangat ketinggalan,” ujarnya mengharapkan.
Buhansyah, Kepala Desa Hampang yang turut serta ke Juhu menambahkan, di wilayah Juhu memang banyak terdapat anak yang sudah berusia sekolah, namun sampai sekarang pendidikan di daerah ini belum terjangkau pendidikan. Karena SDN Muara Urie yang terdapat di wilayah RT 01 Haulan, berjarak sangat jauh dari Juhu.
Sesuai dengan 5 pilar Pemkab Kotabaru, utamanya peningkatan SDM, daerah Juhu perlu ditinjau dan dibangun fasilitas sekolah, baik negeri maupun swasta. Sementara untuk anak-anak usia sekolah di Juhu sekarang ini sudah sangat mengharapkan adanya sekolah di sekitarnya, agar dapat mengecap pendidikan sama seperti daerah lain.
Hamdan, salah satu orang tua anak menyatakan permohonannya kepada pemerintah, supaya di kampung Juhu bisa dibangun sebuah sekolah. Menurut Hamdan, pada dasarnya siap saja menyekolahkan anaknya. Tapi saat ini sekolah terdekat di Haulan, yang berjarak 10 jam jalan kaki. Ada beberapa anak yang sekolah di Haulan, tapi banyak yang tidak betah dengan alasan jauh dari orang tua.
17 August 2009
JANGAN LINDUNGI "PTI"
Daily Express Keluaran 15hb August 2009.
Kota Belud: Penduduk didaerah Kota Belud dinasihatkan agar tidak memberikan perlindungan kepada Pendatang Tanpa Izin (PATI) kerana kehadiran mereka di negara ini bukan sahaja menjadi ancaman kepada Masyarakat di negeri ini tetapi juga mampu menggugat ketenteraman negara pada masa akan datang. Itu Pendapat yang diluahkan oleh Kolonel Kehormat Rela di Kota Belud yg juga merangkap Timbalan Pengerusi UMNO Sabah. Jika kita fikirkan secara Lojiknya PTI atau Pendatang yg mempunyai Dokumen perjalanan Sah tidak akan mampu menggugat ketenteraman awam d dalam Negeri/Negara Malaysia ini. Biarpun berpuloh ribu orang PTI datang ke negeri atau negara Malaysia setiap hari ia tidak akan bisa memudaratkan Negeri dan negara ini melahan akan menaikan ekonomi negeri dan negara ini secara tidak langsung, Yang memudaratkan dan menggugat ketenteraman negeri Sabah dan negara Malaysia adalah Pemberian Maykad Malaysia dan Surat beranak kepada mereka. PTI yang dikeluarkan Maykad dan surat beranak ini lebih agrasif daripada penduduk tempatan. Pengeluaran Maykad dan pengenugerahan surat beranak ini tidak bisa dilakukan oleh pihak pihak tertentu seperti parti Pembangkang,orang perseorangan dan juga orang2 yang tidak berkuasa langsung didalam Kerajaan. Apa yang WAJIB kita bendung adalah pengeluaran dan pemberian Maykad dan Surat beranak kepada Warga Asing yg tidak berhak menerimanya. Rakyat Bumiputera Sabah dan orang tempatan memang menyedari perkara ini,Ini berlaku darpada tahun 1980an lagi sehinggalah kehari ini. Tetapi jika Rakyat Tempatan dan Warga negara Malaysia d Sabah hanya bersuara dan mengeluarkan artikal d dalam Akhbar sahaja tidak akan membawa perubahan seandainya Pihak Kerajaan dan Jabatan yang bertanggung jawab tidak Ikhlas untuk menengani permasalahaan ini. Permasalaahan ini bukan baharu dan ia tidak akan terhenti seandainya tidak d hentikan oleh pihak Kerajaan dan tahap kesedaran itu tinggi.
Kota Belud: Penduduk didaerah Kota Belud dinasihatkan agar tidak memberikan perlindungan kepada Pendatang Tanpa Izin (PATI) kerana kehadiran mereka di negara ini bukan sahaja menjadi ancaman kepada Masyarakat di negeri ini tetapi juga mampu menggugat ketenteraman negara pada masa akan datang. Itu Pendapat yang diluahkan oleh Kolonel Kehormat Rela di Kota Belud yg juga merangkap Timbalan Pengerusi UMNO Sabah. Jika kita fikirkan secara Lojiknya PTI atau Pendatang yg mempunyai Dokumen perjalanan Sah tidak akan mampu menggugat ketenteraman awam d dalam Negeri/Negara Malaysia ini. Biarpun berpuloh ribu orang PTI datang ke negeri atau negara Malaysia setiap hari ia tidak akan bisa memudaratkan Negeri dan negara ini melahan akan menaikan ekonomi negeri dan negara ini secara tidak langsung, Yang memudaratkan dan menggugat ketenteraman negeri Sabah dan negara Malaysia adalah Pemberian Maykad Malaysia dan Surat beranak kepada mereka. PTI yang dikeluarkan Maykad dan surat beranak ini lebih agrasif daripada penduduk tempatan. Pengeluaran Maykad dan pengenugerahan surat beranak ini tidak bisa dilakukan oleh pihak pihak tertentu seperti parti Pembangkang,orang perseorangan dan juga orang2 yang tidak berkuasa langsung didalam Kerajaan. Apa yang WAJIB kita bendung adalah pengeluaran dan pemberian Maykad dan Surat beranak kepada Warga Asing yg tidak berhak menerimanya. Rakyat Bumiputera Sabah dan orang tempatan memang menyedari perkara ini,Ini berlaku darpada tahun 1980an lagi sehinggalah kehari ini. Tetapi jika Rakyat Tempatan dan Warga negara Malaysia d Sabah hanya bersuara dan mengeluarkan artikal d dalam Akhbar sahaja tidak akan membawa perubahan seandainya Pihak Kerajaan dan Jabatan yang bertanggung jawab tidak Ikhlas untuk menengani permasalahaan ini. Permasalaahan ini bukan baharu dan ia tidak akan terhenti seandainya tidak d hentikan oleh pihak Kerajaan dan tahap kesedaran itu tinggi.
25 April 2009
BANJIR MULAI SURUT
Jumat, 24 April 2009Disiram Bensin, Rumah Nyaris Dibakar, Dua Orang Terluka
Dua Kelompok Tawuran di Jl DI Pandjaitan
SAMARINDA. Warga korban banjir yang berada di Gang Lokasi A, Jl DI Pandjaitan, Samarinda Utara, Kamis (23/4) siang kemarin, sekitar pukul 13.00 Wita sontak ketakutan melihat sekelompok pemuda tak dikenal mengamuk di lingkungan. Mereka datang membawa senjata tajam (sajam) berupa parang dan badik sambil berteriak-teriak mencari seseorang pemuda setempat.
Kawanan pemuda yang jumlahnya sekitar enam orang ini dan salah satunya diketahui berinisial Rd (35) warga Jl Dr Sutomo, Samarinda Ulu, berteriak-teriak sambil menyebut-nyebut nama pemuda warga setempat. Tak lama kemudian, pemuda setempat dimaksud yang diketahui berinisial MN serta beberapa rekannya datang dan berhadapan dengan kawanan RD.
Keributan tak bisa dihindari lagi. Kedua kelompok ini pun baku hantam. Puncaknya, dua orang rekan RD terluka akibat terkena sabetan senjata tajam (sajam). Melihat ada yang terluka, MN dan beberapa kawannya kabur masuk ke Gang Lokasi A.
Mengetahui ada rekannya terluka, RD dan kawanannya semakin kalap. Mereka mengejar MN cs. Lalu, RD cs mendatangi rumah yang dihuni oleh keluarga Muhammad Irsad (34) warga Gang Lokasi A RT 33. Kawanan RD menduga kuat, MN dan teman-temannya bersembunyi di rumah tersebut.
RD cs lalu mengamuk dan menyuruh penghuni rumah itu untuk keluar dan berhadapan dengan mereka. Namun, permintaan RD tak digubris. Alhasil RD cs pun makin kalap. Mereka melempari rumah Irsad dengan bebatuan. Alhasil, semua kaca di rumah itu hancur berkeping-keping.
Tak cuma itu, sejumlah motor yang diparkir di depan rumah tersebut, ditendangi dan dirobohkan oleh RD cs. Bahkan RD cs sempat menyiramkan bensin di sekeliling rumah dan berniat membakarnya. Beruntung, belasan anggota polisi tiba di lokasi kejadian dan mencegah niat pembakaran tersebut. Polisi datang setelah beberapa warga menghubungi Polsekta Samarinda Utara.
Belasan polisi dipimpin oleh Kapolsekta Samarinda Utara AKP Andrias Susanto Nugroho SIK, Wakapolsekta Iptu Edi Inganta dan Kanit Reskrim Iptu Widho Anriano, tampak sigap menangani keadaan. Saat polisi tiba, seorang rekan RD yang terluka parah akibat sabetan parang dan diketahui berinisial HS, terkapar di lokasi kejadian. Darah segar mengucur deras dari lengan pemuda bertato ini.
Polisi lalu melarikan HS ke RSUD AW Sjahranie. Sementara, polisi juga mengamankan RD dan rekan-rekannya di sekitar lokasi kejadian. "Ada beberapa orang dari kubu RD yang kami amankan dan dibawa ke Polsekta Samarinda Utara. Sedangkan korban luka juga berasal dari kubu RD," jelas Andrias, melalui Kanit Reskrim Iptu Widho Anriano kepada Sapos di lokasi kejadian.
Dari pantauan Sapos, sejumlah anggota Samapta dan Reskrim Polsekta Samarinda Utara menyebar di lokasi kejadian untuk mencari orang-orang yang terlibat dalam kericuhan itu. Polisi juga berjaga- hingga pukul 16.00 wita untuk mencegah adanya bentrokan susulan.
"Sementara sejumlah saksi-saksi dan pemilik rumah yang dirusak juga kami bawa ke Polsek untuk dimintai keterangan," jelas Widho.
DIDAMAIKAN
Usai pecahnya tawuran, sejumlah tokoh masyarakat yang mewakili masing-masing kelompok yang bertikai datang ke Polsekta Samarinda Utara mengupayakan peristiwa itu diselesaikan secara damai. Niat tersebut disambut positif oleh pihak kepolisian.
Andrias dan beberapa perwira polisi menerima kedatang para tokoh masyarakat dan mempertemukan kedua belah pihak yang bertikai. "Kedua belah pihak yang bertikai dipertemukan dengan difasilitasi para tokoh warga atau sesepuh dari dua kelompok itu. Mereka ingin kasus ini tak berkepanjangan dan berjalan damai," jelas Andrias.
Sejumlah tokoh masyarakat itu antara lain H Naya Sai dan H Wagi dari kubu MN serta H Aras dan H Amir dari kubu RD. "Dalam pertemuan itu, akhirnya disepakati kasus ini diselesaikan dengan jalan damai dan musyawarah. Kedua belah pihak saling memaafkan dan bersedia mengganti segala bentuk kerugian yang diakibatkan dari keributan tersebut," beber Andrias kepada Sapos.
Menurut perwira polisi lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1999 ini, polisi mendukung penuh niat dan tujuan perdamaian antar kedua kelompok tersebut. "Intinya, kami ingin situasi kamtibmas di Samarinda tetap kondusif. Jika memang ada kesepakatan win-win solution atau saling menguntungkan, mengapa tak diwujudkan dan disambut baik," tambahnya lagi.
Namun, pihak kepolisian tetap mengawasi jalannya musyawarah dan kesepakatan damai tersebut. Aparat kepolisian memastikan agar kedua belah pihak menyepakati perjanjian damai yang telah dibuat. "Surat perjanjian damai juga sudah dibuat di atas kertas bermaterai. Artinya, siapapun yang melanggar perjanjian tersebut di belakang hari, bisa ditindak dan diproses secara hukum," tegasnya lagi.
Kepada kedua kelompok yang bertikai, Andrias juga meminta dengan tegas agar keduanya saling memaafkan dan bisa saling berbesar hati atau menahan diri untuk tak melakukan perbuatan yang melanggar hukum. "Yang jelas, kasus ini sudah ditangani pihak kepolisian. Jika ada yang melanggar perjanjian damai, otomatis berhadapan dengan pihak kepolisian dan berurusan dengan proses hukum yang berlaku," tandas Andrias lagi.(Air)
Dua Kelompok Tawuran di Jl DI Pandjaitan
SAMARINDA. Warga korban banjir yang berada di Gang Lokasi A, Jl DI Pandjaitan, Samarinda Utara, Kamis (23/4) siang kemarin, sekitar pukul 13.00 Wita sontak ketakutan melihat sekelompok pemuda tak dikenal mengamuk di lingkungan. Mereka datang membawa senjata tajam (sajam) berupa parang dan badik sambil berteriak-teriak mencari seseorang pemuda setempat.
Kawanan pemuda yang jumlahnya sekitar enam orang ini dan salah satunya diketahui berinisial Rd (35) warga Jl Dr Sutomo, Samarinda Ulu, berteriak-teriak sambil menyebut-nyebut nama pemuda warga setempat. Tak lama kemudian, pemuda setempat dimaksud yang diketahui berinisial MN serta beberapa rekannya datang dan berhadapan dengan kawanan RD.
Keributan tak bisa dihindari lagi. Kedua kelompok ini pun baku hantam. Puncaknya, dua orang rekan RD terluka akibat terkena sabetan senjata tajam (sajam). Melihat ada yang terluka, MN dan beberapa kawannya kabur masuk ke Gang Lokasi A.
Mengetahui ada rekannya terluka, RD dan kawanannya semakin kalap. Mereka mengejar MN cs. Lalu, RD cs mendatangi rumah yang dihuni oleh keluarga Muhammad Irsad (34) warga Gang Lokasi A RT 33. Kawanan RD menduga kuat, MN dan teman-temannya bersembunyi di rumah tersebut.
RD cs lalu mengamuk dan menyuruh penghuni rumah itu untuk keluar dan berhadapan dengan mereka. Namun, permintaan RD tak digubris. Alhasil RD cs pun makin kalap. Mereka melempari rumah Irsad dengan bebatuan. Alhasil, semua kaca di rumah itu hancur berkeping-keping.
Tak cuma itu, sejumlah motor yang diparkir di depan rumah tersebut, ditendangi dan dirobohkan oleh RD cs. Bahkan RD cs sempat menyiramkan bensin di sekeliling rumah dan berniat membakarnya. Beruntung, belasan anggota polisi tiba di lokasi kejadian dan mencegah niat pembakaran tersebut. Polisi datang setelah beberapa warga menghubungi Polsekta Samarinda Utara.
Belasan polisi dipimpin oleh Kapolsekta Samarinda Utara AKP Andrias Susanto Nugroho SIK, Wakapolsekta Iptu Edi Inganta dan Kanit Reskrim Iptu Widho Anriano, tampak sigap menangani keadaan. Saat polisi tiba, seorang rekan RD yang terluka parah akibat sabetan parang dan diketahui berinisial HS, terkapar di lokasi kejadian. Darah segar mengucur deras dari lengan pemuda bertato ini.
Polisi lalu melarikan HS ke RSUD AW Sjahranie. Sementara, polisi juga mengamankan RD dan rekan-rekannya di sekitar lokasi kejadian. "Ada beberapa orang dari kubu RD yang kami amankan dan dibawa ke Polsekta Samarinda Utara. Sedangkan korban luka juga berasal dari kubu RD," jelas Andrias, melalui Kanit Reskrim Iptu Widho Anriano kepada Sapos di lokasi kejadian.
Dari pantauan Sapos, sejumlah anggota Samapta dan Reskrim Polsekta Samarinda Utara menyebar di lokasi kejadian untuk mencari orang-orang yang terlibat dalam kericuhan itu. Polisi juga berjaga- hingga pukul 16.00 wita untuk mencegah adanya bentrokan susulan.
"Sementara sejumlah saksi-saksi dan pemilik rumah yang dirusak juga kami bawa ke Polsek untuk dimintai keterangan," jelas Widho.
DIDAMAIKAN
Usai pecahnya tawuran, sejumlah tokoh masyarakat yang mewakili masing-masing kelompok yang bertikai datang ke Polsekta Samarinda Utara mengupayakan peristiwa itu diselesaikan secara damai. Niat tersebut disambut positif oleh pihak kepolisian.
Andrias dan beberapa perwira polisi menerima kedatang para tokoh masyarakat dan mempertemukan kedua belah pihak yang bertikai. "Kedua belah pihak yang bertikai dipertemukan dengan difasilitasi para tokoh warga atau sesepuh dari dua kelompok itu. Mereka ingin kasus ini tak berkepanjangan dan berjalan damai," jelas Andrias.
Sejumlah tokoh masyarakat itu antara lain H Naya Sai dan H Wagi dari kubu MN serta H Aras dan H Amir dari kubu RD. "Dalam pertemuan itu, akhirnya disepakati kasus ini diselesaikan dengan jalan damai dan musyawarah. Kedua belah pihak saling memaafkan dan bersedia mengganti segala bentuk kerugian yang diakibatkan dari keributan tersebut," beber Andrias kepada Sapos.
Menurut perwira polisi lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1999 ini, polisi mendukung penuh niat dan tujuan perdamaian antar kedua kelompok tersebut. "Intinya, kami ingin situasi kamtibmas di Samarinda tetap kondusif. Jika memang ada kesepakatan win-win solution atau saling menguntungkan, mengapa tak diwujudkan dan disambut baik," tambahnya lagi.
Namun, pihak kepolisian tetap mengawasi jalannya musyawarah dan kesepakatan damai tersebut. Aparat kepolisian memastikan agar kedua belah pihak menyepakati perjanjian damai yang telah dibuat. "Surat perjanjian damai juga sudah dibuat di atas kertas bermaterai. Artinya, siapapun yang melanggar perjanjian tersebut di belakang hari, bisa ditindak dan diproses secara hukum," tegasnya lagi.
Kepada kedua kelompok yang bertikai, Andrias juga meminta dengan tegas agar keduanya saling memaafkan dan bisa saling berbesar hati atau menahan diri untuk tak melakukan perbuatan yang melanggar hukum. "Yang jelas, kasus ini sudah ditangani pihak kepolisian. Jika ada yang melanggar perjanjian damai, otomatis berhadapan dengan pihak kepolisian dan berurusan dengan proses hukum yang berlaku," tandas Andrias lagi.(Air)
DISIRAM BENSIN
Jumat, 24 April 2009Disiram Bensin, Rumah Nyaris Dibakar, Dua Orang Terluka
Dua Kelompok Tawuran di Jl DI Pandjaitan
SAMARINDA. Warga korban banjir yang berada di Gang Lokasi A, Jl DI Pandjaitan, Samarinda Utara, Kamis (23/4) siang kemarin, sekitar pukul 13.00 Wita sontak ketakutan melihat sekelompok pemuda tak dikenal mengamuk di lingkungan. Mereka datang membawa senjata tajam (sajam) berupa parang dan badik sambil berteriak-teriak mencari seseorang pemuda setempat.
Kawanan pemuda yang jumlahnya sekitar enam orang ini dan salah satunya diketahui berinisial Rd (35) warga Jl Dr Sutomo, Samarinda Ulu, berteriak-teriak sambil menyebut-nyebut nama pemuda warga setempat. Tak lama kemudian, pemuda setempat dimaksud yang diketahui berinisial MN serta beberapa rekannya datang dan berhadapan dengan kawanan RD.
Keributan tak bisa dihindari lagi. Kedua kelompok ini pun baku hantam. Puncaknya, dua orang rekan RD terluka akibat terkena sabetan senjata tajam (sajam). Melihat ada yang terluka, MN dan beberapa kawannya kabur masuk ke Gang Lokasi A.
Mengetahui ada rekannya terluka, RD dan kawanannya semakin kalap. Mereka mengejar MN cs. Lalu, RD cs mendatangi rumah yang dihuni oleh keluarga Muhammad Irsad (34) warga Gang Lokasi A RT 33. Kawanan RD menduga kuat, MN dan teman-temannya bersembunyi di rumah tersebut.
RD cs lalu mengamuk dan menyuruh penghuni rumah itu untuk keluar dan berhadapan dengan mereka. Namun, permintaan RD tak digubris. Alhasil RD cs pun makin kalap. Mereka melempari rumah Irsad dengan bebatuan. Alhasil, semua kaca di rumah itu hancur berkeping-keping.
Tak cuma itu, sejumlah motor yang diparkir di depan rumah tersebut, ditendangi dan dirobohkan oleh RD cs. Bahkan RD cs sempat menyiramkan bensin di sekeliling rumah dan berniat membakarnya. Beruntung, belasan anggota polisi tiba di lokasi kejadian dan mencegah niat pembakaran tersebut. Polisi datang setelah beberapa warga menghubungi Polsekta Samarinda Utara.
Belasan polisi dipimpin oleh Kapolsekta Samarinda Utara AKP Andrias Susanto Nugroho SIK, Wakapolsekta Iptu Edi Inganta dan Kanit Reskrim Iptu Widho Anriano, tampak sigap menangani keadaan. Saat polisi tiba, seorang rekan RD yang terluka parah akibat sabetan parang dan diketahui berinisial HS, terkapar di lokasi kejadian. Darah segar mengucur deras dari lengan pemuda bertato ini.
Polisi lalu melarikan HS ke RSUD AW Sjahranie. Sementara, polisi juga mengamankan RD dan rekan-rekannya di sekitar lokasi kejadian. "Ada beberapa orang dari kubu RD yang kami amankan dan dibawa ke Polsekta Samarinda Utara. Sedangkan korban luka juga berasal dari kubu RD," jelas Andrias, melalui Kanit Reskrim Iptu Widho Anriano kepada Sapos di lokasi kejadian.
Dari pantauan Sapos, sejumlah anggota Samapta dan Reskrim Polsekta Samarinda Utara menyebar di lokasi kejadian untuk mencari orang-orang yang terlibat dalam kericuhan itu. Polisi juga berjaga- hingga pukul 16.00 wita untuk mencegah adanya bentrokan susulan.
"Sementara sejumlah saksi-saksi dan pemilik rumah yang dirusak juga kami bawa ke Polsek untuk dimintai keterangan," jelas Widho.
DIDAMAIKAN
Usai pecahnya tawuran, sejumlah tokoh masyarakat yang mewakili masing-masing kelompok yang bertikai datang ke Polsekta Samarinda Utara mengupayakan peristiwa itu diselesaikan secara damai. Niat tersebut disambut positif oleh pihak kepolisian.
Andrias dan beberapa perwira polisi menerima kedatang para tokoh masyarakat dan mempertemukan kedua belah pihak yang bertikai. "Kedua belah pihak yang bertikai dipertemukan dengan difasilitasi para tokoh warga atau sesepuh dari dua kelompok itu. Mereka ingin kasus ini tak berkepanjangan dan berjalan damai," jelas Andrias.
Sejumlah tokoh masyarakat itu antara lain H Naya Sai dan H Wagi dari kubu MN serta H Aras dan H Amir dari kubu RD. "Dalam pertemuan itu, akhirnya disepakati kasus ini diselesaikan dengan jalan damai dan musyawarah. Kedua belah pihak saling memaafkan dan bersedia mengganti segala bentuk kerugian yang diakibatkan dari keributan tersebut," beber Andrias kepada Sapos.
Menurut perwira polisi lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1999 ini, polisi mendukung penuh niat dan tujuan perdamaian antar kedua kelompok tersebut. "Intinya, kami ingin situasi kamtibmas di Samarinda tetap kondusif. Jika memang ada kesepakatan win-win solution atau saling menguntungkan, mengapa tak diwujudkan dan disambut baik," tambahnya lagi.
Namun, pihak kepolisian tetap mengawasi jalannya musyawarah dan kesepakatan damai tersebut. Aparat kepolisian memastikan agar kedua belah pihak menyepakati perjanjian damai yang telah dibuat. "Surat perjanjian damai juga sudah dibuat di atas kertas bermaterai. Artinya, siapapun yang melanggar perjanjian tersebut di belakang hari, bisa ditindak dan diproses secara hukum," tegasnya lagi.
Kepada kedua kelompok yang bertikai, Andrias juga meminta dengan tegas agar keduanya saling memaafkan dan bisa saling berbesar hati atau menahan diri untuk tak melakukan perbuatan yang melanggar hukum. "Yang jelas, kasus ini sudah ditangani pihak kepolisian. Jika ada yang melanggar perjanjian damai, otomatis berhadapan dengan pihak kepolisian dan berurusan dengan proses hukum yang berlaku," tandas Andrias lagi.(Air)
Dua Kelompok Tawuran di Jl DI Pandjaitan
SAMARINDA. Warga korban banjir yang berada di Gang Lokasi A, Jl DI Pandjaitan, Samarinda Utara, Kamis (23/4) siang kemarin, sekitar pukul 13.00 Wita sontak ketakutan melihat sekelompok pemuda tak dikenal mengamuk di lingkungan. Mereka datang membawa senjata tajam (sajam) berupa parang dan badik sambil berteriak-teriak mencari seseorang pemuda setempat.
Kawanan pemuda yang jumlahnya sekitar enam orang ini dan salah satunya diketahui berinisial Rd (35) warga Jl Dr Sutomo, Samarinda Ulu, berteriak-teriak sambil menyebut-nyebut nama pemuda warga setempat. Tak lama kemudian, pemuda setempat dimaksud yang diketahui berinisial MN serta beberapa rekannya datang dan berhadapan dengan kawanan RD.
Keributan tak bisa dihindari lagi. Kedua kelompok ini pun baku hantam. Puncaknya, dua orang rekan RD terluka akibat terkena sabetan senjata tajam (sajam). Melihat ada yang terluka, MN dan beberapa kawannya kabur masuk ke Gang Lokasi A.
Mengetahui ada rekannya terluka, RD dan kawanannya semakin kalap. Mereka mengejar MN cs. Lalu, RD cs mendatangi rumah yang dihuni oleh keluarga Muhammad Irsad (34) warga Gang Lokasi A RT 33. Kawanan RD menduga kuat, MN dan teman-temannya bersembunyi di rumah tersebut.
RD cs lalu mengamuk dan menyuruh penghuni rumah itu untuk keluar dan berhadapan dengan mereka. Namun, permintaan RD tak digubris. Alhasil RD cs pun makin kalap. Mereka melempari rumah Irsad dengan bebatuan. Alhasil, semua kaca di rumah itu hancur berkeping-keping.
Tak cuma itu, sejumlah motor yang diparkir di depan rumah tersebut, ditendangi dan dirobohkan oleh RD cs. Bahkan RD cs sempat menyiramkan bensin di sekeliling rumah dan berniat membakarnya. Beruntung, belasan anggota polisi tiba di lokasi kejadian dan mencegah niat pembakaran tersebut. Polisi datang setelah beberapa warga menghubungi Polsekta Samarinda Utara.
Belasan polisi dipimpin oleh Kapolsekta Samarinda Utara AKP Andrias Susanto Nugroho SIK, Wakapolsekta Iptu Edi Inganta dan Kanit Reskrim Iptu Widho Anriano, tampak sigap menangani keadaan. Saat polisi tiba, seorang rekan RD yang terluka parah akibat sabetan parang dan diketahui berinisial HS, terkapar di lokasi kejadian. Darah segar mengucur deras dari lengan pemuda bertato ini.
Polisi lalu melarikan HS ke RSUD AW Sjahranie. Sementara, polisi juga mengamankan RD dan rekan-rekannya di sekitar lokasi kejadian. "Ada beberapa orang dari kubu RD yang kami amankan dan dibawa ke Polsekta Samarinda Utara. Sedangkan korban luka juga berasal dari kubu RD," jelas Andrias, melalui Kanit Reskrim Iptu Widho Anriano kepada Sapos di lokasi kejadian.
Dari pantauan Sapos, sejumlah anggota Samapta dan Reskrim Polsekta Samarinda Utara menyebar di lokasi kejadian untuk mencari orang-orang yang terlibat dalam kericuhan itu. Polisi juga berjaga- hingga pukul 16.00 wita untuk mencegah adanya bentrokan susulan.
"Sementara sejumlah saksi-saksi dan pemilik rumah yang dirusak juga kami bawa ke Polsek untuk dimintai keterangan," jelas Widho.
DIDAMAIKAN
Usai pecahnya tawuran, sejumlah tokoh masyarakat yang mewakili masing-masing kelompok yang bertikai datang ke Polsekta Samarinda Utara mengupayakan peristiwa itu diselesaikan secara damai. Niat tersebut disambut positif oleh pihak kepolisian.
Andrias dan beberapa perwira polisi menerima kedatang para tokoh masyarakat dan mempertemukan kedua belah pihak yang bertikai. "Kedua belah pihak yang bertikai dipertemukan dengan difasilitasi para tokoh warga atau sesepuh dari dua kelompok itu. Mereka ingin kasus ini tak berkepanjangan dan berjalan damai," jelas Andrias.
Sejumlah tokoh masyarakat itu antara lain H Naya Sai dan H Wagi dari kubu MN serta H Aras dan H Amir dari kubu RD. "Dalam pertemuan itu, akhirnya disepakati kasus ini diselesaikan dengan jalan damai dan musyawarah. Kedua belah pihak saling memaafkan dan bersedia mengganti segala bentuk kerugian yang diakibatkan dari keributan tersebut," beber Andrias kepada Sapos.
Menurut perwira polisi lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1999 ini, polisi mendukung penuh niat dan tujuan perdamaian antar kedua kelompok tersebut. "Intinya, kami ingin situasi kamtibmas di Samarinda tetap kondusif. Jika memang ada kesepakatan win-win solution atau saling menguntungkan, mengapa tak diwujudkan dan disambut baik," tambahnya lagi.
Namun, pihak kepolisian tetap mengawasi jalannya musyawarah dan kesepakatan damai tersebut. Aparat kepolisian memastikan agar kedua belah pihak menyepakati perjanjian damai yang telah dibuat. "Surat perjanjian damai juga sudah dibuat di atas kertas bermaterai. Artinya, siapapun yang melanggar perjanjian tersebut di belakang hari, bisa ditindak dan diproses secara hukum," tegasnya lagi.
Kepada kedua kelompok yang bertikai, Andrias juga meminta dengan tegas agar keduanya saling memaafkan dan bisa saling berbesar hati atau menahan diri untuk tak melakukan perbuatan yang melanggar hukum. "Yang jelas, kasus ini sudah ditangani pihak kepolisian. Jika ada yang melanggar perjanjian damai, otomatis berhadapan dengan pihak kepolisian dan berurusan dengan proses hukum yang berlaku," tandas Andrias lagi.(Air)
Subscribe to:
Posts (Atom)